Press "Enter" to skip to content

Oli Yang Cocok Untuk Supra X 100Cc

– Motor saya Honda Supra-X tahun 2000, oli mesin yang saya gunakan merek STP Syntetic SAE 10w40, performa mesin bagus, kecepatan bisa mencapai 115 km, pertanyaannya:[email protected] kenal buat Bro Alfin di tempat, selamat bergabung juga di konsultasi detikOto, langsung saja ya bro.Masalah pelumas atau lubricant atau oli sangat erat banget hubunganya dengan mesin motor.

Seleksi Oli Bebek – Honda Supra X 100cc

Latar belakangnya adalah kenikmatan berkendara (kinerja sesuai kebutuhan) dan keawetan mesin Honda ini dirasa kurang dengan oli standar pabrikan. Dari dulu sejak pakai Yamaha crypton, dan adik Indranesta pakai vega, kami tidak pernah mengeluh soal performa mesin, thus, karena mesinnya enak, maka urusan oli otomatis mudah dideteksi juga, alias kalo oli ada yang “tidak enak” kami langsung tahu dan saling tukar info.

Pada jaman itu, setelah gonta ganti berbagai merk oli, ternyata crypton Indranesta paling cocok pakai Castrol Power 1 15w-40 0.8lt. dan Vega adik Indranesta paling cocok pakai Pennzoil 20w50 yang kuning, tapi secara harga, jauh di bawah Castrol.

Sementara spesifikasi teknis mesin dan oli dapat menjadi semacam petunjuk awal dalam proses pemilihan ini. Subjektifitas : Karena kondisi Supra X mesin tidak se-”enak” Yamaha, maka indikatornya adalah kinerja mesin menjadi semakin “enak” secara ukuran Indranesta, alias feeling, tanpa pakai alat tes teknik mesin, cukup dengan melihat fisik kejernihan oli dalam pemakaian kurun waktu tertentu, tarikan bawah–sampai atas, kondisi langsam, penyalaan pagi hari, dan kondisi panas terik, serta saat jalan jauh, dan oleh karenanya, tulisan ini jelas-jelas subjektif menurut pribadi Indranesta, sesuai apa adanya yang dirasakan dan dialami pada mesin dan kinerja Supra X Indranesta. Update: akhir Maret ganti knalpot racing custom, April lepas busa filter udara dengan boks masih terpasang. Viskositas : SAE antara 15w40, 10w40, 10w30, sedangkan 15w50 diuji satu saja secara Indranesta kapok pakai BM1 15w50 di mesin Honda Supra X, Indranesta tidak pakai 20w karena Honda Indranesta golongkan mesin tipe dingin, sehingga tidak pas kalau pakai oli sekental 20w, tapi hal ini tidak mutlak, maksudnya jika hasil tes ini dirasa kurang memuaskan maka akan dicoba lanjutkan pengujian oli dengan SAE 20w50 atau 20w40 berbagai merk, siapa tahu ada yang sudah berteknologi pas dengan mesin Supra X Indranesta tentu saja dengan batasan budget yang lebih rendah yakni <40rb.

Grade : base oli mineral, semi, blend, atau full sintetik Indranesta tidak pedulikan, secara ini hanya untuk harian, bukan untuk special purpose, yang penting mesin Honda Supra Indranesta enak dibawa jalan dan lari, titik. kalau pagi atau kalau suhu dingin suka susah hidup, apalagi kena banjir, dan habis hujan, suka mbrebet, dan minta dipanasi dulu sekitar 10-15menit baru enak langsamnya (suaranya pun bisa dibedakan setelah 10 menit).

Kedua karakter di atas berbeda dengan mesin Yamaha Crypton Indranesta sebelumnya yang bertipe “emosian” alias cepat panas, kalau pagi tidak perlu dipanasi, cukup dinyalakan sebentar, ditinggal mengunci pagar, langsung tancap gas, tokcer, pun kalau hujan atau banjir Indranesta tidak pernah risau, sementara bebek merk lain harus parkir diutak-utik dulu setelah menerjang banjir, tarikannya pun dahsyat untuk gigi 1-2, tapi jika sudah dipakai jalan jauh, mesin terasa panas di kaki, dan kadang perlu didinginkan dulu sambil istirahat di pinggir jalan atau pom bensin setelah sekitar 1 jam perjalanan. Jujur oli ini dulu Indranesta cuekin, dilirik saja tidak, karena harganya mahal dan jarang yang jual.

Waktu iseng Indranesta Tanya kenapa tidak pakai oli lain yang warnanya “ungu” mas? Jadi, pada kesempatan ini mereka berhasil membuat Indranesta penasaran, dan memutuskan mencoba BM1 sebagai candidate pertama. Oli ini sudah Indranesta beli, dan belum sempat dipasang di motor, alias masih antri. Oli ini Indranesta pilih karena adik Indranesta puas dengan Pennzoil seri 20w50 di vega, selain itu oli ini merupakan synthetic blend dari mineral base-Grade III dan PAO (Poly Alfa Olefin)-GradeIV: Full Synthetic yang kualitasnya sedikit dibawah GradeV: Ester dan didukung teknologi Advanced Friction Modifier. Hanya satu kekuatiran yang muncul, oli Pennzoil ini belum Jaso MA karena ini memang oli mobil, namun demikian tetap akan dicoba karena di toko dan bengkel motor juga banyak jual oli Shell Helix yang jelas2 untuk mobil dan belum Jaso MA tapi tetap dijual untuk motor. Oli ini juga sudah nongkrong di rumah, siap antri untuk digilir masuk mesin Supra. Selain itu juga untuk mereview kinerjanya kembali dengan inovasi teknologi Xpeed karena sewaktu Indranesta pakai Yamaha Crypton oli standar pabrikan Yamaha ini sama sekali tidak Indranesta lirik karena sempat kecewa dengan kinerjanya (yang tipe 20w50). Indranesta penasaran dengan oli ini karena merupakan standar pabrikan untuk reyen Honda Blade 110.

Jujur saja dulu sebelum tahun 2001 Indranesta tidak melirik oli Pertamina sama sekali, tapi sekarang kondisinya lain, setelah peraturan pemerintah mengubah peta dominasi oli di negeri ini dan tambah kritisnya para pengguna oli mau tak mau BUMN andalan ini harus kerja keras meningkatkan kualitas barangnya dan lebih agresif jualan. Jadi sebelum ada iklan Castrol Power1 yang heboh dan lucu2 di tv, Indranesta sudah membuktikannya, apalagi dengan teknologi Trizone dan formula Power Release diklaim mampu menaikkan kinerja mesin sampai 30% dibandingkan oli lain, jujur Indranesta berharap oli ini nantinya yang akan menjadi pemenang uji coba ini. Sebenarnya ini oli yang Indranesta sangat penasaran mencobanya, oli berbotol hijau ini peruntukannya untuk mesin diesel performa tinggi yang bisa juga untuk mesin bensin sampai ke taraf API SL (wow! lulus Jaso MA2, satu2nya oli dalam pengujian ini yang bisa mendampingi Pertamina Enduro dan BM1 PC1300, 2).

Dengan spek mirip Pertamina Enduro Racing, harga oli ini lebih tinggi 5rb, dan tidak adanya data teknis TBN, Flash point, dan VI membuat oli ini harus diuji berurutan dengan Enduro. Target minimal oli ini adalah sama rasanya dengan BM1 15w50+aditif BM1 anti friction seharga total 55rb.

Oli ini akan menjadi penawar kekecewaan pada BM1 15w50 jika memang dia menunjukkan kinerja sesuai yang diharapkan, tapi bila tidak, Indranesta siap say goodbye pada merk oli satu ini, oleh karena itu tidak perlu panjang lebar mari kita lihat saja nanti hasilnya. Mengherankan dan aneh karena Kawasaki dikenal sebagai pabrikan yang “apa2”-nya serba mahal, terutama spare partnya, contoh: Karbu Kawak ZX130 Keihin NCV24 dibanderol 900rb-an sedangkan Yamaha Mio yang sama persis karbunya “cuma” dibanderol sekitar 650rb-an, cukup fantastis bedanya, selisihnya bisa untuk beli knalpot variasi atau CDI Racing. Sebagai info, AHM juga mengeluarkan oli serupa dengan label sertifikasi Jaso MB warna botol biru-putih untuk motor matic. Tambahan informasi, oli ini tidak mencantumkan embel2 “exellent cold start“, melainkan hanya “engine protection technology“.

Baca Lainnya  Harga Batok Lampu Depan Supra X Lama

Di atas kertas, secara teknis pemenangnya adalah Pertamina Enduro Racing 4T 10w40 SJ harga 32rb/0.8lt, dengan JASO MA2, TBN tertinggi 9.59 dan Flash point tertinggi 222oC, tetapi hal ini sama sekali belum membuktikan apa2 bagi Indranesta karena penentuan pemenang pengujian ini adalah kesesuaian dengan kriteria2 Indranesta di atas. Karena cerita awal di atas, meskipun cukup sulit mencarinya, jadilah oli ini dipasang di mesin Honda Supra Indranesta @ Km23.200 sejak 8 Januari lalu dan hingga tulisan ini dibuat 2 Februari sudah berjalan hingga Km23.670, saat ini warnanya masih agak bening tapi sudah mulai keruh, tetapi 2 minggu lalu Indranesta harus campurkan BM1 aditif anti friction seharga 15ribu karena sebelumnya mesin rasanya agak tidak “akur” dengan oli ini sehingga getaran dan suaranya cukup meresahkan plus kopling yang agak keras dan kasar. So, oli mahal ini tidak lulus uji di Supra X Indranesta karena harus pakai aditif dan melewati batas budget, plus kinerja tarikan bawah masih belum memuaskan. *Belakangan Indranesta baru menemukan info bahwa 15w50 ini tidak stabil viskositasnya (http://masagusismail.wordpress.com/2008/08/28/belajar-memahami-makna-dibalik-kode-sae-oli-mesin-utk-motor/) sehingga riskan untuk perlindungan kopling dan gearbox, so, Indranesta memberi kesempatan kedua bagi BM1 tapi kali ini untuk PC1300 10w40 SL Jaso MA2 0.8lt dengan catatan harga tidak lebih dari 50rb dan barangnya bisa dicari di pasaran.

Saat ini yang sudah standby siap uji ada Pennzoil, Yamalube, Idemitsu, BM1, Enduro, dan Castrol. Point berikutnya, di awal pemakaian pencapaian kinerja mesin juga semakin enak, suaranya halus adem, tidak sekasar BM1 PC1000 (dengan kondisi sama habis service juga), si Hulk ini sampai sekarang di KM24.105 masih bertahan enak, prediksi Indranesta oli ini tidak bertahan lama enaknya alias <1000km, tapi mana tahu namanya juga prediksi, hasil akhirnya mari kita lihat nanti.

Point tambahan, bensin jadi lebih irit, padahal knalpot baru ganti yang racing custom, ketika masih pakai oli sebelumnya bensinnya cepat habis, beda dengan oli ini, klaim pabrikan sih bisa hemat bbm s/d 17% (link di atas). Kali ini oli diganti pada KM24.580, HANYA bertahan rata-rata 500km kondisi mesin suaranya sudah agak mengkhawatirkan, dan mulai ada bunyi2 aneh. so, oli ini tidak cocok untuk jangka panjang sesuai dengan dugaan awal Indranesta. Penggantian oli juga dibarengi dengan service di Ahass, plus stel klep dll, jadinya mesti enak, kondisi ideal penilaian biasanya >300km pemakaian. Hari ini baru sampai KM24.718 (masih 138km) dan rasanya mesin masih enak n akur dengan Yamalube ini, satu hal yang jadi catatan ialah waktu pemanasan mesin jadi lebih singkat, plus tidak harus tunggu lama2 kalau mau jalan. Bisa dibilang efeknya jadi mirip mesin Yamaha 🙂 start langsung ngacir, tapi ini masih awal, jadi blm sampai 500km alias belum bisa ditarik kesimpulan lulus tidaknya ya… catatan tambahan, perpindahan gigi sedikit lebih keras/susah, mirip Yamaha juga 🙂

Maksudnya, kalau mau naik gigi mesti mencapai Rpm tertentu lebih dulu mirip Crypton yg dulu, trus bensin juga sedikit lebih boros mirip Yamaha bener…yang asik, hentakan gigi satu semakin terasa, jadi makin pede di lampu merah meski top speed jadi sedikit turun, ini masih wajar karena imbas dari akselerasi yang bertambah, tapi kalau pun terpaksa ya 90km/jam masih bisa tercapai tanpa susah payah. So far Indranesta cukup puas dengan kinerja oli ini hanya saja belum sempat diintip warna oli sejauh ini, mungkin dalam beberapa hari ke depan setelah dicuci steam, maklum masih sering kehujanan, jadi agak kuatir buka lubang mesin, alias takut kemasukan benda2 kecil seperti pasir, dll.

Hari ini km menunjukkan 25.308, sudah 728km berjalan dengan oli Yamalube Gold, masih lancar, belum terasa gejala aneh atau suara mesin kasar.

Karena kondisi badan Indranesta masih belum fit, maka akhir-akhir ini kecepatan rata-rata 20-40km/jam saja, kadang di bawah itu, otomatis konsumsi BBM makin irit. Terima kasih atas feedback, sharing, koreksi, dan masukan dari rekan2, mohon tetap bersabar untuk uji oli selanjutnya, tks. Nyaris menyentuh 1000km, kondisi mesin dengan Yamalube Gold 10w40 dirasakan masih enak dan lancar2 saja.

Tingkat konsumsi BBM masih seperti sebelumnya, hanya saja makin kemari jadi sedikit lebih boros. Tingkat warna oli sudah jauh berkurang, dan saat ini sudah mulai keruh (agak gelap), namun tetap jernih/bening, belum ditemui serbuk2 halus rontokan kotoran mesin atau hasil pelumasan yang berlebihan dari oli ini. Hasil uji oli untuk Yamalube Gold 10w40 dinyatakan : LULUS dengan predikat sedikit memuaskan. Rencananya akhir pekan ini untuk ganti oli Pertamina Enduro Racing dan servis Ahass. Hari ini Indranesta berencana melakukan penggantian oli Yamalube dengan Pertamina Enduro Racing. Oli ini semakin tidak nyaman saja di mesin Supra X meski masih bisa berjalan.

Akan tetapi ada sesuatu fakta yang mendesak (urgent) sehingga Indranesta terpaksa membuat update malam ini juga disamping Supra X dan bersama jejeran oli2 waiting list pengujian. Sebelum penggantian oli ke Pertamina Enduro Racing yang dibeli di salah satu Pom Bensin (no.

Bahkan pada beberapa bagian botol ada sedikit terkesan murahan dan dibuat asal jadi.

Karena ada agenda lain yang cukup menyita waktu maka penggantian oli dan servis ditunda hingga hari berikutnya, sedangkan oli tetap berada di dalam box bagasi motor dalam posisi terlentang (horizontal) alias posisi tutup botol di samping.

Pertanyaannya adalah bagaimana bisa sebuah botol oli yang belum pernah dibuka tiba2 rembes isinya? Meskipun tidak tumpah semua ini merupakan suatu kegagalan (defect) kemasan produk dalam melindungi isinya.

Selama Indranesta memegang berbagai merk botol oli belum pernah menemui kejadian seperti ini. Dan ini terjadi pada produk premium sekelas Pertamina Enduro Racing, alangkah malunya Indranesta sebagai bangsa Indonesia. Tindakan pencegahan Indranesta adalah menjaga agar botol oli tetap berada dalam posisi tegak.

Akan tetapi seharusnya 2 kriteria standar dibawah ini terpenuhi oleh sebuah kemasan produk pelumas/oli mesin:

Hal ini berbeda dengan pengecekan kode produksi/batch di bodi botol oli dan di tutupnya, karena dengan fakta kebocoran dan mudahnya membuka tutup botol oli ini bisa saja botolnya asli tapi isinya tidak. 3 (Pabrik Grease : Jadi untuk pelumas tidak mungkin digit yang paling belakang ada angka 3) Meskipun tetap saja ada rasa was2 ketika memutuskan memasukkan oli ini ke mesin Supra X. Belum bisa diambil kesimpulan awal termasuk konsumsi BBM, sekilas kinerjanya masih mirip dengan oli Yamalube Gold. Semoga rekan2 biker semua selalu mendapatkan oli yang asli, dan dapat mengambil pelajaran dari sharing ini. Kondisi suara mesin masih mulus, hanya saja perpindahan kopling tak lagi semulus di awal pemakaian oli. Kondisi pemanasan mesin di pagi hari cukup cepat, masih setara Yamalube, alias hanya perlu waktu sekitar 1-2 menit saja oli sudah tercampur baik dan siap jalan. Mungkin besok Jumat akan dicoba naik turun bukit berboncengan, jadi tetap ditunggu updatenya ya…

Baca Lainnya  Agar Motor Supra X 100 Bertenaga

Motor ini memang bukan untuk cari top speed, karena tidak ada such a place utk mencobanya di kota ini, tapi yang paling dibutuhkan adalah tenaga akselerasi, karena medan yg dilalui adalah perbukitan dengan membawa beban dan berboncengan. Hari ini angka odometer Supra X-100 menunjukkan kilometer 26.167 berjalan 367km dengan Enduro Racing, didapati: Perpindahan gigi mulai sedikit susah/keras (poin penting pada update kali ini) alias tidak sehalus & seenak di awal pemakaian, padahal belum ada 500km. Jadi bagi rekan-rekan biker yg baru bergabung, mohon sedikit bersabar n jangan kecil hati utk menuliskan komentar, kritik, atau masukan.

Ada sedikit kerisauan di hati Indranesta, oli Enduro Racing yg sedang diuji ini asli atau tidak ya? Jika bro-sis mengalami start awal yg agak sulit, biasanya gas sedikit dipancing, jika terjadi hanya sekali mungkin tidak masalah, bisa saja karena suhu turun setelah hujan atau setelah dicuci steam.

Di bulan kemerdekaan RI ini oli Enduro Racing masih bertahan, angka odometer menunjukkan 26.400 (600km), baru saja melewati batas psikologis pertama 500km. Ada rencana untuk dibawa jalan2 agak jauh tapi mungkin baru bisa minggu depan.

Beberapa kali dipakai membawa beban berat, dus, belanjaan, tas2 besar, sambil boncengan pula, mesin motor ini masih bisa melayani dengan baik. Slow shifting: perpindahan gigi perlahan, biasanya ketika berkendara pelan-santai, teknik ini lebih membuat awet gear dan rantai karena minim hentakan dan tarikan, namun jika plat kopling atau oli tidak siap/kurang bagus biasanya perpindahannya kasar. Kondisi start pagi perlu waktu lebih lama, sekitar 5 menit baru oli tercampur dengan baik. Akselerasi terakhir yang pernah dicoba, gigi 2 sampai 60, dan gigi 3 sampai 80, ini saja Indranesta sudah cukup deg2an mengingat oli ini sudah lebih dari 500km dan kondisi lalu lintas yang lumayan padat.

Namun fakta ini menunjukkan bahwa oli Enduro racing masih bisa diajak kerja keras pada RPM tinggi. Teknik ini lebih banyak dipakai di sirkuit balap dan trek jalanan yang tidak terlalu padat. Hari ini, kilometer menembus batas psikologis 1000km, tepatnya mencapai angka 26.902 (1102km), kondisi yang ditemui: Suhu mesin mulai agak panas hal ini diketahui dari kaki saat berkendara.

Tarikan/akselerasi dan top speed menurun, namun ini seiring dengan pemasangan DB killer di knalpot Nobi. Salah satu musuh utama motor di musim kering adalah debu, sedangkan kala hujan sudah jelas cipratan air bercampur kotoran jalan, oli, asap, dll.

Roda, terutama velg, yang beresiko berkarat sampai bolong2, dan ini jelas mengganggu kestabilan berkendara. Filter udara, biasanya terisi partikel debu atau uap air, bisa mengganggu kualitas pembakaran.

Dari pengalaman Indranesta, sikap malas membersihkan kotoran2 di atas bisa jadi biang keladi pengeluaran besar di belakang hari, seperti ganti parts yang seharusnya belum diganti karena berkarat atau rusak akibat tempelan kotoran2 tadi. Jika memang sedang malas atau lelah, tidak ada salahnya berbagi rejeki dengan tukang cuci steam motor, tentu saja pastikan knalpot racingnya aman dari semburan air.

Ada pun hasil pengujian oli Enduro Racing pertamina 10w40 dinyatakan lulus dengan memuaskan karena bisa melayani dengan baik untuk pemakaian ekstrim di medan berat dan bisa melampaui batas akselerasi selama ini. Dengan catatan harus hati-hati memilih olinya, karena indikasi pemalsuan oli ini telah diinformasikan sedemikian rupa oleh produsennya (Pertamina).

Suhu mesin juga masih oke, maklum oli baru, namun belum pernah diajak akselerasi atau mengejar top speed. Perpindahan gigi lancar, lebih halus dibanding Yamalube, namun masih belum dicoba quick shifting seperti di Enduro Racing. Benar, hal ini dikarenakan Indranesta mohon ijin untuk jarang update sekitar 10-14 hari ke depan karena ada pekerjaan luar kota, otomatis Supra X ditinggal dulu, namun diusahakan tetap bisa memantau diskusi/masukan rekan2 biker. Suara berisik/kasar di mesin mulai terdengar teurtama saat gas dibuka agak besar atau RPM tinggi (gigi 2-3).

Secara tarikan akselerasi gigi 1 belum bisa menandingi Enduro Racing namun masih sepadan dengan Yamalube. Hari ini kilometer menunjukkan angka 27.354 artinya oli BM1 sudah berjalan 186km, masih sedikit, maklum habis ditinggal dinas luar kota 10 harian.

Waktu pemanasan pagi masih >2 menit utk tercampur optimal, dan agak susah hidup sebelum diputar anginnya, untunglah sudah siap obeng utk yg satu ini, setelah putaran optimal didapat, angin dikembalikan lagi ke standar, cuma satu akibatnya, repot!!!! Top speed dicoba baru sampai 90-an kpj, blm bisa lebih, maklum faktor lalulintas.

kebiasaan/cara memutar gas bisa berpengaruh pada konsumsi bensin, jika ingin lebih irit, usahakan gas pada posisi konstan lebih banyak atau kecepatan rata2 60km/jam, pada saat berhenti di lampu merah tidak perlu menggeber2 gas, jika menunggu palang KA yg agak lama bisa mematikan mesin dulu (hindari panas mesin Supra yg tidak pakai radiator) . *Demi keseuaian topik diskusi, untuk rekan2 yang ingin berdiskusi, saran, komen tentang part upgrade/racing Supra X silahkan masuk di sini tks 🙂 Hari ini km menunjukkan angka 27.630, oli BM1 sudah berjalan 462km, hampir menyentuh batas psikologis pertama 500km. Suara mesin masih bisa diterima bagi Indranesta (dengan catatan di knalpot Nobi tetap dipasang DB Killer), hanya saja akhir2 ini jarang boncengan dengan istri jadi belum tahu pendapatnya soal suara (minta second opinion) 🙂

Bagi yang belum tahu saja, ada lubang gembok pengaman untuk Honda terutama Supra X, letaknya di standar tengah. Gembok dipasang untuk “mengikat” bodi motor dan standar tengah, sehingga tdk bisa digerakkan. Hari ini kilometer Supra X Indranesta menunjukkan angka 27.850, sdh berjalan 682km dengan BM1 10w40 alias sudah melewati batas psikologis pertama yakni 500km, kondisi yang ditemui antara lain: Secara umum, performa oli ini sudah menurun cukup signifikan setelah 500km, namun jelas lebih baik jika dibandingkan dengan saudaranya BM1 15w50 yg gagal tes sebelumnya. namun jika ini masih blm berhasil ada yg sering terlupakan, yakni lubang kunci kontak, bersihkan dg angin kompresor, tunggu beberapa saat baru coba hidupkan Mohon maaf utk rekan2 biker n pembaca semua 🙂 Indranesta baru bisa hadir kembali setelah semua kesibukan penugasan yg lalu2 ke luar kota, setelah kembali ke Bandar Lampung baru bisa lanjut lagi tes olinya… Oli seharga 26-32ribu/0.8lt ini sdh masuk mesin Supra X Indranesta sejak kemarin, sekaligus service. Kesan pertama, hentakan n kinerja mesin tdk seenak enduro racing, yamalube, BM1 pc1300, & Idemitsu eco, apakah ini karena kekentalannya beda?

Baca Lainnya  Harga Motor Supra X Lama Bekas

Agak kecewa juga sebenarnya karena jujur Indranesta berharap banyak pada oli yang satu ini, tetapi masih ada waktu bagi Castrol Power One untuk membuktikan kepantasannya di mesin Supra X. Mohon ditunggu ya… Musim penghujan tiba, suhu tak menentu, seringkali ban harus berada dalam kondisi ekstrim, hujan yang dingin plus banjir, dan panas menyengat. Tidak ada salahnya rekan2 biker membekali diri dengan alat pengukur tekanan angin ban, banyak di jual di toko2 variasi, terutama mobil, juga supermarket2 besar, harganya bervariasi, mulai dari 8ribu sampai puluhan ribu bahkan ratusan ribu. Gunakanlah ketika ban mulai terasa empuk atau limbung ketika belok atau berboncengan, jika standar ban depan 30psi dan terukur 25psi mungkin masih aman, tapi jika di bawah itu sebaiknya langsung dinormalkan lagi, karena bisa membahayakan kita sendiri plus boncenger.

Plus, capaian kilometer Supra X yang lamban karena jarang dipakai (meski selalu dipanasi mesinnya oleh orang rumah) Kilometer Supra X menunjukkan angka 28.901, sudah berjalan lebih dari 500km, alias 621km tepatnya (benar2 lambat pemakaiannya ya). Namun Indranesta masih berpikir ini karena faktor lama tidak dipakai, sedangkan oli berikutnya adalah MPX1. Pada saat membeli cobalah dulu sedikit digosok dengan ujung jempol dan telunjuk. Didapati warna oli mulai gelap meski belum keruh, suara mesin semakin kasar, terutama bunyi knalpot. Mesin Supra X ini akhirnya bisa ganti MPX1 pada km 29.260 alias 980km dengan castrol power1, entah kenapa rasanya sudah tidak sabar rasanya ingin segera ganti oli, sayang sekali Indranesta tidak mendapat kesan memuaskan dari oli ini, meski jika dipaksa masih bisa diajak lari meski berat mesin Supra X nya.

Warna oli sudah agak gelap meski tidak keruh, suhu mesin masih stabil. Untuk aki bekas dihargai 10-20 ribu tergantung tipe dan kondisi pasar saat itu. Lagi pun kalau ban yang diganti masih ada tapaknya bisa di tukar tambah dengan harga lumayan.

Terlebih setelah diservis cuci dan stel ulang karburator, benar-benar terasa encernya oli mpx1.

berhubung masih dinas luar kota, jadi jarang dipake, tapi dipanasin rutin min 15 menit tiap pagi. Indranesta juga sedang mengamati uji oli top 1 di http://www.otomotifnet.com sepertinya menarik disimak

selain kedinasan dan lebaran, ada satu kejadian kecelakaan tunggal yg dialami indranesta, jadinya semakin tertunda. Namun edisi lengkapnya ada di tulisan Upgrade performa Supra X, karena ini terkait dengan alat vital motor 🙂 – pemanasan pagi hari cukup cepat mencapai stasioner yg stabil, pernah beberapa kali mati sendiri karena putaran karbu kurang pas. Mungkin sebentar lagi sudah saatnya ganti oli, dan siapa yang berikutnya, akan kita lihat nanti, mohon sabar yah..

Indranesta pernah juga menurunkan rpm karena merasa suaranya lebih enak dan ingin bbm lebih irit, tapi ternyata hal ini berdampak pada kerusakan pompa oli (dan bisa merembet ke part mesin lainnya), terutama saat pemanasan pagi, karena pompa oli baru bekerja pada putaran yang cukup tinggi tsb. Oli Shell VSX ini menurut Indranesta kemahalan dan hanya bagus di awal.

Kesimpulan oli kawasaki: Lulus uji tapi kalau masih mampu silahkan pakai Pertamina Enduro 🙂 – Kinerja rata2 harian lumayan enak, enteng di putaran bawah, meski tarikan mid-high sedang2 saja

Dampaknya jalanan jadi lebih tenang, n pedagang knalpot racing sepi orderan 😛 padahal pakai nobi 3bold+db killer mantap bener buat nanjak… 😦 Mohon maaf pada bro-sis rekan bikers, bbrp hari ini Indranesta menemui sedikit kesulitan utk online.

Apa Oli Yang Cocok Untuk Motor Honda ?

Untuk anda yang menggunakan motor Honda kami selalu menganjurkan untuk menggunakan oli yang sudah direkomendasikan oleh pabrikan langsung yaitu AHM Oil. Memberikan pelumasan yang sempurna agar performa mesin prima pada tipe kopling basah.

Memberikan pelumasan yang sempurna agar performa mesin prima pada tipe kopling kering. Oli ini juga memberikan perlindungan superior untuk performa mesin yang lebih tinggi pada sepeda motor Honda tipe kopling basah. Oli SPX 2 adalah oli dengan bahan dasar Fully Synthetic extra superior untuk performa mesin yang lebih tinggi pada sepeda motor Honda tipe kopling kering. Fully Synthetic (khusus untuk AHM Oil SPX) – Sangat stabil dan memiliki struktur molekul yang seragam. Menghemat biaya perawatan karena dapat memperpanjang usia pemakaian oli hingga 4.000 kilometer. Ramah lingkungan karena rendahnya gas buang (CO2) yang akan mengurangi pencemaran udara dan pemanasan global.

Pengiriman bisa dilakukan menggunakan jasa expedisi ke seluruh pulau di Indonesia. Klik di barang yang anda inginkan Pada halaman selanjutnya, klik tombol merah “Beli Sekarang” Pada halaman selanjutnya, klik tombol “Lanjutkan Ke Checkout” Pada halaman selanjutnya, masukkan nama dan alamat lengkap anda.

Oli Yang Cocok Untuk Honda Supra X 100cc : Honda Supra

Hal ini berbeda dengan pengecekan kode produksi/batch di bodi botol oli dan di tutupnya, karena dengan fakta kebocoran dan mudahnya membuka tutup botol oli ini bisa saja botolnya asli tapi isinya tidak. Castrol Power1 15w40 API SG Jaso MAOli seharga 26-32ribu/0.8lt ini sdh masuk mesin Supra X Indranesta sejak kemarin, sekaligus service.

MPX – AHM Oil 10w30 Jaso MAOli ini masuk mesin Supra X sejak 29.260 dan sekarang sudah di 29.502 berjalan 242km. Kredit Motor Lunas, Siap-siap Ganti Oli Dengan Yang Lebih Kental Technical Specialist PT Pertamina Lubricants, Nurudin, ST mengatakan mesin motor akan mendapatkan performa yang baik bila tetap menggunakan oli sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Pada tarikan awal motor tua Supra yang sebelumnya ngadat dan terasa lemot, dalam waktu cepat secara spontan merespon putaran gas.

Berbagai macam produk pelumas telah dikeluarkan oleh Federal Oil untuk memenuhi kebutuhan perawatan mesin sepeda motor masyarakat Indonesia. Berbagai macam merk sepeda motor pun direkomendasikan untuk menggunakan pelumas Federal Oil, seperti: Honda, Yamaha, Suzuki dan lain-lain. Berbagai macam produk Federal Oil (Sumber: federal.co.id)Sekarang ini, saya pun menggunakan sepeda motor keluaran tahun 2007 dari pabrikan Honda.

Pengalaman pertama menggunakan Shell Helix HX5 15W40 suara mesin motor Supra X 100cc terdengar cukup halus. Penggunaan oli Shell Helix HX5 15W40 diatas pemakaian 5.500 km baru mulai timbul beberapa permasalahan.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *